Sedekah Terencana Lahirkan Keajaiban

Sedekah Terencana Lahirkan Keajaiban

Di sebuah daerah di Yaman, hiduplah seorang lelaki saleh yang memiliki kebun sangat subur dan luas. Kebun itu penuh dengan tanaman buah-buahan yang ranum dan lebat, sehingga hasilnya melimpah ruah. Yang menakjubkan, kebun itu tidak pernah kekurangan air, bahkan di saat musim kemarau dan kebun-kebun lain tidak mendapatkan air. Awan hujan seolah diperintahkan untuk menyirami kebunnya secara istimewa.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mari kita simak kisahnya dalam hadits riwayat Imam berikut:

“Ada seorang laki-laki sedang berjalan di sebuah padang yang luas tak berair  dan sunyi, tiba-tiba dia mendengar suara dari awan, ‘Siramilah kebun si fulan!’ maka awan itu menepi lalu menumpahkankan airnya di tanah dengan bebatuan hitam. Ternyata, disitu ada saluran air yang telah dipenuhi dengan air. Maka ia menelusuri (mengikuti) jalannya air tersebut hingga sampai di sebuah kebun.  Disana, ia menjumpai seorang laki-laki yang sedang berada di kebunnya, dia sibuk mengalirkan air dengan menggunakan cangkulnya.

Kemudian dia bertanya, ‘Wahai hamba Allah, siapakah namamu?’ dia menjawab, ‘Fulan.’ Sebuah nama yang tadi didengar dari suara di awan.

Kemudian si Pemilik Kebun balik bertanya, ‘Mengapa engkau menanyakan namaku?’

Dia menjawab, ‘Saya mendengar suara dari awan mengatakan ‘Siramilah kebun si fulan!’ nama yang disebut adalah namamu. Apakah sebenarnya amal yang telah engkau kerjakan?’

Dia menjawab, ‘Karena engkau telah mengatakan hal ini maka akan saya ceritakan bahwa saya memperhitungkan (membagi) apa yang dihasilkan oleh kebun ini; sepertiganya saya sedekahkan; sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga dan sepertiganya lagi saya kembalikan lagi ke kebun (untuk ditanam kembali).”

Ma Sya Allah, betapa istimewanya si pemilik kebun di hadapan Allah sehingga saat kebun lain kekeringan, ia selalu mendapat pasokan air. Ada awan khusus yang Allah perintahkan untuk mengairi tanamannya. Ia begitu dicintai dan diperhatikan Allah. Apa sebabnya? Sebab sedekah yang terencana! Ia sudah mem-plot sebagian hasil kebunnya untuk berbagi. Ia tidak bersedekah menunggu ada sisa. Sedekah dalam kamusnya harus masuk dalam financial planning dengan status sama pentingnya dengan kebutuhan sehari-hari dan biaya operasional pekerjaan.

Suatu ketika, lelaki saleh tersebut wafat. Kebun yang penuh berkah itu pun diwariskan kepada anak-anaknya. Namun, sayangnya, anak-anaknya tidak mewarisi sifat dermawan sang ayah (demikian menurut sebagian ulama yang menghubungkan kisah ini dengan kisah Pemilik Kebun dalam Surah Al-Qalah). Jika ayahnya selalu merencanakan berbagi dalam setiap hasil panen, anak-anaknya justru merencanakan untuk menghalangi fakir miskin untuk ikut menikmati hasil panennya. Sejak awal, tidak ada sedekah dalam rencana keuangan mereka.

Sejak itu, tidak ada lagi keberkahan, apalah lagi keajaiban. Tersisa hanyalah kemurkaan Allah yang kemudian menghancurkan kebunnya dengan api yang membakar hingga menghitam. Sehitam gelapnya malam, sepekat penyesalan yang tak lagi berfaidah. Kisah ini bisa anda baca dalam surah Al-Qalam ayat 17-33. (Zeinal Arifin, @af.zeyn)

Wallahu a’lam.

KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR MENJADI DONATUR TETAP BMA 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Open chat
Klik untuk informasi
Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu?